Dhaka, Radio Bharata Online - Para pengamat internasional dan mantan diplomat telah menyoroti pentingnya memastikan generasi mendatang menghormati pengorbanan historis yang dilakukan oleh para pendahulu mereka, sekaligus mengakui kontribusi krusial Tiongkok terhadap kemenangan atas fasisme selama Perang Dunia II.
Tiongkok telah menyelenggarakan serangkaian kegiatan peringatan untuk memperingati 80 tahun kemenangan dalam Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok Melawan Agresi Jepang dan Perang Anti-Fasis Dunia, dan menggelar parade militer akbar pada hari Rabu (3/9) di Beijing yang dihadiri oleh puluhan kepala negara dan perwakilan pemerintahan.
Nahiyan Shajid Khan, seorang peneliti dari Institut Studi Internasional dan Strategis Bangladesh, menyoroti upaya Tiongkok dalam perang global melawan fasisme dan mencatat bahwa Perang Perlawanan Tiongkok Melawan Agresi Jepang (1931-1945) dimulai jauh sebelum Perang Dunia II meletus.
"Peran Tiongkok dalam Perang Anti-Fasis (Dunia) sangat monumental, karena perlawanan rakyat yang kita saksikan terhadap agresi Jepang merupakan bagian dari pertempuran paling awal dalam Perang Anti-Fasis, bahkan sebelum Perang Dunia II dimulai," ujarnya dalam wawancara dengan China Central Television (CCTV).
Sebuah pameran foto untuk memperingati hari jadi tersebut digelar di Mexico City pada hari Jumat (29/8). Sergio Ley Lopez, mantan Duta Besar Meksiko untuk Tiongkok, mengatakan bahwa acara-acara semacam itu penting untuk membantu dunia modern mengingat sejarah yang sesungguhnya.
"Kita harus membantu generasi muda memahami dan mengenang babak sejarah yang sesungguhnya ini. Generasi muda harus memahami bahwa kehidupan bahagia saat ini tidak muncul begitu saja, melainkan ditempa oleh generasi tua melalui pertempuran sengit dan pertumpahan darah. Tujuan dari penyelenggaraan kegiatan peringatan ini adalah untuk mengenang, agar tragedi sejarah masa lalu tidak terulang kembali," ujarnya.