BEIJING, Radio Bharata Online - Produsen mobil Tiongkok, terutama di sektor kendaraan energi baru (NEV), semakin mengadopsi strategi lokal dengan membangun pabrik di pasar luar negeri. Mereka merangkul kolaborasi global dengan keterbukaan dan inovasi, di tengah meningkatnya ketidakpastian akibat kebijakan tarif Washington.
Produsen kendaraan listrik Tiongkok, XPeng Motors, mengumumkan pada hari Kamis, bahwa mereka telah mengirimkan kendaraan pertama, yang diproduksi di pabrik perakitan baru XPeng di Indonesia, sebuah X9, kepada konsumen Indonesia.
Menurut siaran pers di akun WeChat perusahaan tersebut, saat ini perusahaan beroperasi di 46 pasar, dengan total pengiriman melebihi 800.000 unit.
Selain XPeng, BYD juga mengumumkan pada 1 Juli, bahwa perusahaan telah meluncurkan BYD Dolphin Mini pertama yang diproduksi di Brasil, sebuah tonggak sejarah bagi industri kendaraan Tiongkok di Amerika Latin.
Pabrikan mobil Tiongkok semakin memperluas jangkauan mereka di luar negeri, dengan tujuan mencapai pertumbuhan multi-pasar, dan berkembang di berbagai pasar global.
Pada bulan Mei, produsen mobil Tiongkok, Changan Automobile Co, meresmikan Pabrik Changan Automobile Rayong - basis produksi NEV pertamanya di Provinsi Rayong, Thailand. Pabrik ini memiliki lima bengkel utama, meliputi pengelasan, pengecatan, perakitan, perakitan mesin, dan perakitan baterai, dengan kapasitas produksi tahunan awal sebesar 100.000 kendaraan.
Cui Dongshu, Sekjen Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok, kepada Global Times mengatakan, dengan beralih dari mengekspor mobil rakitan ke mobil rakitan utuh, produsen mobil Tiongkok tengah mengintensifkan pengembangan sistem produksi lokal. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan perusahaan mobil Tiongkok di luar negeri telah memasuki babak baru.
Cui mengatakan, integrasi rantai pasokan dan "kecepatan Tiongkok" yang dikenal luas, akan lebih memberdayakan industri otomotif global, sekaligus memungkinkan negara-negara lain untuk mengembangkan sektor otomotif lokal mereka dengan cepat. (Global Times)