Beijing, Radio Bharata Online - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, pada konferensi pers di Beijing, Kamis (23/3), membuat pernyataan tentang langkah Amerika Serikat (AS) yang akan mengirim lebih banyak senjata senilai 350 juta dolar AS ke Ukraina 

Dia juga menanggapi pernyataan yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, bahwa Tiongkok "melihat dengan hati-hati" tanggapan dunia terhadap krisis Ukraina.

"Tiongkok bukanlah pencipta atau bagian dari krisis Ukraina, tetapi merupakan penganjur penyelesaian politik untuk krisis dan pendukung pembicaraan damai. Seperti yang ditunjukkan oleh Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri Qin Gang, negara-negara tertentu karena keegoisan kepentingan geopolitik mereka telah dengan sengaja menghambat upaya untuk mempromosikan pembicaraan damai, bahkan mengarang berbagai rumor dan kekeliruan untuk menyerang dan menjelek-jelekkan Tiongkok. Namun, keadilan selalu menang," kata Wang.

"Di saat pihak Tiongkok sibuk bekerja untuk perdamaian, Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka akan mengirim lagi senjata senilai 350 juta dolar AS. Ini jelas bagi semua orang siapa yang menyerahkan pisau dan mengobarkan api, dan siapa yang mempromosikan pembicaraan damai. Sikap Tiongkok jelas dan konsisten, yaitu memilih perdamaian daripada perang, dialog daripada sanksi, dan meredakan ketegangan daripada menambah bahan bakar ke api," tegasnya.

"Tiongkok tidak memiliki kepentingan politik yang egois dan tidak terlibat dalam manipulasi geopolitik, tetapi dengan tulus berkomitmen untuk mempromosikan pembicaraan damai dan mendorong gencatan senjata, yang mewujudkan rasa tanggung jawab Tiongkok yang kuat sebagai negara besar," lanjut Wang. 

"Kami juga berharap pihak AS dapat memperbaiki kata-kata dan perbuatan anti-damai dengan menyerahkan pisau, berhenti mengobarkan api, berhenti mengalihkan kesalahan kepada orang lain dan berhenti melalaikan tanggung jawabnya, dan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk benar-benar berkomitmen guna mendorong penyelesaian politik krisis Ukraina melalui dialog dan negosiasi," jelasnya.