Radio Bharata Online - Film dokumenter terbaru yang dirilis oleh China Global Television jaringan (CGTN) menunjukkan bahwa semakin banyak orang Irak, termasuk bayi baru lahir dan anak-anak, yang menderita kanker dan penyakit lain yang tidak dapat disembuhkan karena paparan peluru uranium terdeplesi yang ditembakkan oleh pasukan AS selama invasi ke Irak pada tahun 2003 silam.
Mirisnya, banyak dari mereka hidup dalam keputusasaan karena masih belum pulih dari kengerian perang 20 tahun lalu tersebut. Ditayangkan pada hari Sabtu (18/3) lalu, sebuah episode dokumenter CGTN bertajuk "The Legacy of War: Iraq 20 Years On" menyajikan kesedihan Bushra, seorang ibu dari empat anak, dari kota Basra di Irak selatan yang sering diserang pada tahun 2003 termasuk penggunaan uranium terdeplesi.
Putra sulungnya meninggal pada usia tujuh tahun, dan salah satu putrinya menderita kerusakan otak bawaan. Bushra percaya bahwa kedua anak itu adalah korban keracunan uranium. Depleted Uranium diklasifikasikan oleh International Agency for Research on Cancer sebagai karsinogen Grup I.