Beijing, Radio Bharata Online - Kementerian Pertahanan Tiongkok pada hari Kamis (28/9) mendesak Amerika Serikat untuk berhenti mencampuri masalah Laut Tiongkok Selatan dan menyabotase perdamaian di wilayah tersebut.

Juru Bicara Wu Qian membuat pernyataan tersebut pada konferensi pers rutin ketika dimintai komentar mengenai penggunaan dua kapal patroli Angkatan Laut Filipina yang disumbangkan oleh AS untuk meningkatkan patroli di Laut Tiongkok Selatan yang sudah tegang.

Kedua kapal patroli itu akan melakukan misi termasuk mengawal kapal-kapal sewaan untuk mengirimkan pasokan ke Karang Ren'ai dengan kapal-kapal Penjaga Pantai Filipina, demikian menurut para pejabat Filipina yang dikutip dalam berbagai laporan berita.

"Tiongkok memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas Kepulauan Nansha, termasuk Terumbu Karang Ren'ai. Setelah Perang Dunia Kedua, pemerintah Tiongkok mendapatkan kembali kepulauan Laut Tiongkok Selatan sesuai dengan Deklarasi Kairo dan Proklamasi Potsdam. Fakta sejarahnya sangat jelas. Ruang lingkup teritorial Filipina ditentukan oleh Perjanjian Perdamaian antara AS dan Spanyol pada tahun 1898 dan serangkaian perjanjian internasional yang diadopsi pada tahun 1900 dan 1930, yang tidak termasuk Kepulauan Nansha termasuk Terumbu Karang Ren'ai dan Pulau Huangyan," kata Wu.

"Laut Tiongkok Selatan dalam keadaan damai sampai AS datang untuk mengacaukannya. Pemberian dua kapal patroli usang AS kepada Filipina, yang tidak banyak berguna secara praktis, memperlihatkan peran AS yang sebenarnya sebagai pengganggu dan penyabot perdamaian dan stabilitas di Laut Tiongkok Selatan. Kami mendesak AS untuk berhenti mencampuri masalah Laut Cina Selatan dan berhenti merusak perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut," tegasnya.