Beijing, Radio Bharata Online - Juru Bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok, Wu Qian, pada konferensi pers di Beijing, Kamis (28/9), mengatakan Amerika Serikat sendiri merupakan ancaman nyata bagi dunia maya dan harus segera menghentikan serangan tanpa dasar dan fitnah terhadap pihak lain.

Wu membuat pernyataan tersebut setelah Departemen Pertahanan AS baru-baru ini merilis ringkasan Strategi Siber 2023 yang menuduh bahwa Tiongkok menimbulkan "ancaman spionase siber yang luas dan meresap" dan "tantangan mondar-mandir" bagi AS di dunia maya.

"Telah diketahui oleh semua orang bahwa Amerika Serikat adalah kerajaan peretasan, pengawasan, dan pencurian rahasia terbesar di dunia karena secara terang-terangan melakukan serangan siber berskala besar, sistematis, dan tidak pandang bulu terhadap negara lain, bahkan terhadap sekutunya. Selain itu, sebagai pelaku dan dalang perang siber, Amerika Serikat telah melipatgandakan upayanya untuk mengembangkan pasukan perang siber ofensif dan mengembangkan senjata siber seperti 'Operation Telescreen' (Bvp47), 'QUANTUM', 'Acid Fox', dan lainnya. Semua ini menunjukkan bahwa dalam hal ancaman siber, Amerika Serikat dapat menduduki peringkat kedua. Jadi, Amerika Serikat harus mengambil kembali label 'tantangan mondar-mandir' dan menaruhnya pada dirinya sendiri," kata Wu.

"Dunia maya seharusnya menjadi domain baru untuk kepentingan umat manusia, bukannya menjadi medan perang yang penuh dengan ketegangan. Kami mendesak Amerika Serikat untuk menghentikan serangan dan fitnah yang tidak berdasar terhadap Tiongkok, menghentikan militerisasi dunia maya dan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk menegakkan keamanan siber," katanya.