New York, Radio Bharata Online - Tiongkok mengakui serangkaian langkah positif yang diambil oleh pemerintah sementara Afghanistan dan kembali mendesak AS untuk mencabut sanksi terhadap Afghanistan dan mengembalikan aset-aset Afghanistan yang dibekukan, demikian ungkap utusan Tiongkok pada pertemuan terbuka Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Afghanistan pada hari Selasa (26/9).

Zhang Jun, Perwakilan Tetap Tiongkok untuk PBB, mengatakan bahwa selama dua tahun terakhir, pemerintah sementara Afghanistan telah secara aktif mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan situasi, mengembangkan ekonomi, dan meningkatkan mata pencaharian masyarakat. Situasi keamanan secara keseluruhan di Afghanistan relatif stabil.

Dengan memperhatikan bahwa Afghanistan masih menghadapi tantangan berat dalam situasi kemanusiaan, ancaman teroris, mata pencaharian, dan perlindungan hak-hak perempuan dan anak-anak, Zhang mengatakan bahwa pemerintah Afghanistan diharapkan dapat melakukan upaya-upaya positif ke arah yang sesuai dengan kepentingan rakyat Afghanistan dengan mengadopsi pemerintahan yang inklusif, menjalankan kebijakan yang moderat, mendorong kerja sama yang bersahabat dengan negara-negara tetangga, dan melindungi hak-hak perempuan, anak-anak, dan kelompok-kelompok etnis minoritas.

Selain itu, Zhang menegaskan kembali bahwa AS harus mengembalikan aset-aset Afghanistan yang dibekukan di luar negeri tanpa penundaan.

Setelah membekukan aset senilai 7 miliar dolar AS (sekitar 108 triliun rupiah) milik bank sentral Afghanistan, Presiden AS, Joe Biden, pada Februari 2022 menandatangani perintah eksekutif yang menyisihkan setengah dari aset yang dibekukan untuk memberikan kompensasi kepada keluarga korban 11 September dan mentransfer sisanya sebesar 3,5 miliar dolar AS (sekitar 54 triliun rupiah) ke Federal Reserve Bank of New York untuk membentuk apa yang disebut sebagai dana perwalian untuk bantuan kemanusiaan kepada rakyat Afghanistan.

Tapi, tidak ada satu sen pun yang dikembalikan kepada rakyat Afghanistan.

"Uang ini adalah milik rakyat Afghanistan, dan tidak peduli bagaimana cara pencuciannya, uang ini tidak dapat menjadi pendapatan sah orang lain. Kami sekali lagi mendesak Amerika Serikat untuk segera dan tanpa syarat mengembalikan aset-aset ini secara penuh, tanpa menggunakan berbagai alasan untuk menunda," kata Zhang.

Utusan Tiongkok tersebut juga menunjukkan bahwa berkurangnya dana bantuan kemanusiaan internasional dan sanksi-sanksi sepihak dan koersif telah menyebabkan situasi pembangunan ekonomi yang sulit di Afghanistan. Zhang meminta semua pihak untuk terlibat dengan pihak berwenang Afghanistan untuk memfasilitasi dialog demi perdamaian dan stabilitas di negara tersebut.