JAKARTA, Radio Bharata Online - Di tengah dinamika geopolitik global yang semakin kompleks, Indonesia terus bergerak cerdas untuk memperkuat pilar pertahanannya.

Belum lama ini Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, secara resmi menerima kunjungan kehormatan dari Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi.

Mengutip laman kemhan.go.id, Pertemuan antara Menteri pertahanan Sjafrie dan Duta Besar Iran untuk Indonesia Boroujerdi bukan hanya sekadar membahas hubungan bilateral yang sudah terjalin erat. Lebih dari itu, agenda utama yang diangkat adalah penguatan kerjasama pertahanan yang bersifat strategis dan jangka panjang.

Fokus utama dalam kerjasama ini adalah Transfer of Technology (ToT) Teknologi Militer ini adalah inti dari kesepakatan yang akan mengubah lanskap industri pertahanan Indonesia. ToT memungkinkan Indonesia untuk tidak hanya membeli teknologi militer dari Iran, tetapi juga mempelajari, mengembangkan, dan memproduksi sendiri teknologi tersebut di dalam negeri.

Dengan kata lain, Indonesia akan menjadi pemain mandiri, bukan sekadar konsumen teknologi dari negara lain. saat ini drone atau pesawat nirawak telah menjadi game changer dalam peperangan modern.

Kemampuan drone untuk melakukan pengawasan, pengintaian, hingga serangan presisi tanpa awak menjadikannya aset militer yang sangat berharga. Kerjasama produksi drone dengan Iran akan membuka jalan bagi Indonesia untuk memiliki armada drone canggih buatan sendiri, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik geografis Indonesia.

Kesepakatan kerjasama ini menunjukkan keseriusannya dengan berencana mengirimkan tim observasi ke Iran. Tim ini akan bertugas untuk menindaklanjuti secara detail rencana kolaborasi di bidang teknologi militer, produksi drone, dan pelatihan militer. Langkah ini adalah bukti nyata bahwa kedua negara benar-benar berkomitmen untuk mewujudkan kerjasama pertahanan yang kongkrit dan saling menguntungkan. [zonajakarta]