GAZA, Bharata Online - Setidaknya 57 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza pada hari Sabtu, menurut sumber Palestina. Sumber keamanan Palestina juga melaporkan serangan dan pemboman Israel pada dini hari terhadap bangunan tempat tinggal di lingkungan Sheikh Radwan dan Sabra di Kota Gaza, di tengah penerbangan intensif oleh helikopter dan pesawat tak berawak Israel.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menyerang "seorang teroris utama Hamas di wilayah Kota Gaza," tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai target atau lokasi spesifik serangan tersebut.
Serangan terbaru ini terjadi sehari setelah tentara Israel mengumumkan dimulainya "operasi awal dan tahap awal" serangan terhadap Kota Gaza, dengan menyatakan bahwa pasukannya beroperasi dengan "intensitas tinggi" di pinggiran kota.

Warga meninggalkan lingkungan mereka dengan barang-barang di tangan, Gaza utara, 30 Agustus 2025. /VCG
Israel terus maju dengan rencananya untuk mengambil alih kendali penuh atas seluruh Jalur Gaza, dimulai dengan Kota Gaza, dengan tujuan menghancurkan Hamas setelah hampir 23 bulan perang, sambil menghadapi kecaman global atas kelaparan di daerah kantong yang terkepung itu.
Presiden Palang Merah Mirjana Spoljaric memperingatkan pada hari Sabtu bahwa mustahil untuk menjaga keselamatan warga selama evakuasi massal Kota Gaza, karena Israel mengintensifkan serangannya.
Israel telah mendesak warga sipil untuk mengungsi ke wilayah selatan kantong Palestina tersebut. Namun, evakuasi akan memicu perpindahan penduduk besar-besaran yang tidak dapat ditampung oleh wilayah lain di Jalur Gaza, di tengah kekurangan makanan, tempat tinggal, dan pasokan medis yang parah, ujar Spoljaric.
Sistem Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu mengatakan minggu lalu bahwa 514.000 orang – hampir seperempat warga Palestina di Gaza – mengalami kelaparan, dengan jumlah yang diperkirakan akan meningkat menjadi 641.000 pada akhir September.
Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat melaporkan bahwa hingga 30 Agustus, 660.000 anak telah tidak bersekolah selama tiga tahun berturut-turut.
Sejak 7 Oktober 2023, operasi militer Israel di Gaza telah menewaskan 63.371 orang dan melukai 159.835 lainnya, ungkap otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza, Sabtu. Mereka menyatakan bahwa kelaparan dan malnutrisi di Gaza telah menyebabkan 332 kematian, termasuk 124 anak-anak.
Pada hari Jumat, Kan TV News milik pemerintah Israel melaporkan bahwa Israel akan menghentikan operasi pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara ke Kota Gaza dalam beberapa hari mendatang, dan masuknya bantuan darat melalui truk ke Gaza utara juga akan dikurangi. [CGTN]